Showing posts with label Cirebon. Show all posts
Showing posts with label Cirebon. Show all posts

Cadas Gantung Majalengka





Majalengka, kota yang satu ini gak akan habis dibahas kalo ngomongin tempat wisatanya. Banyak sekali wisata alam yang ditawarkan di kota sebelah barat Cirebon tersebut. Kali ini saya akan ajak teman-teman ke salah satu tempat wisata alam yang baru-baru ini telah dibuka. Namanya Cadas Gantung. Bukan yang di Kuningan, tapi ini di Majalengka, Jawa Barat. Terletak di Desa Mirat Kecamatan Leuwimunding. Akses menuju kesana cukup mudah. Bagi yang datang dari Cirebon bisa menggunakan dua jalur tergantung dari tempat teman-teman. Saya sendiri melewati Jalan Raya Nyi Ageng Serang, Sumber arah ke pertigaan Rajagaluh belok kanan. Sekitar 5 km masuk lah Desa Mirat dan masuk ke perumahan warga. Bagi yang dari Cirebon Barat bisa melalui akses Jalan Cirebon-Bandung via Palimanan arah Rajagaluh. Intinya, akses ke tempat ini mudah dan jalanan mulus.




Penunjuk arah di Cadas Gantung
Setiba di Desa Mirat, lokasi Cadas Gantung dari perumahan warga sekitar 2 KM untuk jalan kaki menuju puncaknya. Jangan khawatir tersesat menuju tempat ini. Banyak penunjuk arah yang memudahkan wisatawan menemukan tempat ini. Hati-hati, jalanan yang sempit, berkelok, penuh bebatuan dan jarangnya tangga menyulitkan wisatawan untuk menaiki puncak. Mungkin setelah tempat ini ramai, akan ada perubahan lebih baik lagi aksesnya. Saya lupa tiket masuknya berapa, yang pasti murah meriah dan terjangkau, kok. Sebenarnya perbukitan di Cadas Gantung ini adalah perbatasan Majalengka-Cirebon yang dilalui perbukitan-perbukitan dari Palimanan, Bobos hingga ke Majalengka.






Bukit cantik di sekitar Cadas Gantung
Perbukitan-perbukitan di Cadas Gantung ini sangat indah sekali. Bukitnya yang hijau dikelilingi perkebunan warga sekitar membuat puas mata memandang. 



Puncak Cadas Gantung ramai para pengunjung


Setiba di puncak bukit Cadas Gantung mungkin tidak ada yang beda dari bukit-bukit lainnya. Bersyukur dan bahagianya karena kita bisa memandang kota Majalengka dari ketinggian dengan sangat indah sekali. Majalengka begitu hijau.

Majalengka dilihat dari puncak Cadas Gantung. Indah sekali...!



Banyak sampah berserakan di Cadas Gantung. Kesadaran pengunjung soal kebersihan masih minim


Itulah sedikit pengalaman mengunjungi Cadas Gantung yang indah. Silahkan berfoto-foto tetapi dengan tidak merusak apapun dan jangan mengotori lingkungan sekitar. Tips saya untuk teman-teman yang ingin mengunjungi Cadas Gantung waktu yang tepat adalah disaat pagi dan sore. Suasananya adem dan sejuk.

Jepretan favoritku, perbukitan cantik Cadas Gantung






















PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!




Baca SelengkapnyaCadas Gantung Majalengka

Hutan Kota Bungkirit Kuningan

Meluangkan waktu di hari libur dari padatnya aktivitas di Ibukota gak akan saya sia-siakan untuk pulang kampung ke Kota Udang Cirebon. Katanya sih di sekitar Kuningan ada taman baru di kawasan wisata CIgugur. Lihat foto-foto di Instagram dan searching di Google, ternyata namanya Hutan Kota Bungkirit. Hutan dengan konsep wisata sekaligus menyuguhkan pemandangan sawah warga di tengah-tengah pusat kota Kuningan. Wah keren juga yah…


Hutan Kota Bungkirit dengan berbagai jenis taman dan tumbuhannya.
Tempatnya gak jauh dari Objek Wisata Purbakala Cipari, Kolam Renang Cigugur dan Taman Kota Kuningan. Tepat di sekitar Jalan Sudirman, tempat ini mudah di jangkau. Sepanjang pintu masuk menuju ke tempat ini terdapat hamparan sawah. Sungguh konsep yang baik bagi pemerintah dan masyarakat Kuningan membuat hutan ini bertemakan wisata dengan pemandangan sawah bahkan tempat ini merupakan rumah bagi beberapa satwa burung seperti Burung Jogjog, Kutilang, Tekukur, Jalak dan aneka jenis tanaman lainnya. 



Sepanjang jalan di sekitar Hutan Kota Bungkirit
Tugas kita sebagai pengunjung untuk melindungi tempat tersebut dari tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab. 


Tempat duduk dan saung di Hutan Kota Bungkirit
Setibanya disana terus terang tidak ada yang istimewa dengan tempat ini. Sama seperti taman-taman pada umumnya yang terdapat berbagai tanaman cantik, tempat duduk untuk santai, taman bermain anak-anak, saung, dan sarana umum lainnya, tapi yang membedakan sekaligus menarik ialah jalanan yang setapak naik turun tangga menuju area hutan kecil dan pesawahannya. 


Hamparan sawah warga yang terletak di Hutan Kota Bungkirit
Banyak anak tangga untuk menuju kesana. Suara-suara serangga dan binatang kecil lainnya bersautan seperti sedang mengiri langkah saya berkeliling di taman ini. Terdapat juga jembatan berwarna hijau yang fotonya populer di media sosial. Orang bilang sih jembatan cinta. Hahaha.. 


Model Cantik yang sedang berpose di Hutan Kota Bungkirit












PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!



Baca SelengkapnyaHutan Kota Bungkirit Kuningan

Lembah Cilengkrang Kuningan

Libur lebaran kali ini bingung mau cari tempat refreshing. Selagi pulang kampung ke Cirebon yang panasnya sama seperti Jakarta, jadi pengennya cari tempat yang adem-adem. Perjalanan kurang lebih 1 jam dari rumah, akhirnya tiba di Lembah Cilengkrang, tepat dibawah kaki Gunung Ciremai. Letak geografisnya sekitar Pejambon, Kramatmulya. Perjalanan menuju kesana aksesnya mudah, karena di jalan utama Kuningan ada papan petunjuk arah. Ketika hampir sampai perasaan saya seperti tersesat padahal saya ikuti petunjuk jalan menuju tempat wisata ini. Jalanan semakin mengecil walaupun kendaraan roda empat juga bisa masuk. Kaget juga karena melewati perkampungan warga seperti sebuah gang di Jakarta. Dan akhirnya jalan berkelok-kelok semakin keatas, semakin sejuk udara dan semakin terlihat indahnya bukit-bukit sekitar kaki Gunung Ciremai yang sangat menakjubkan. Gunung Ciremai sudah didepan mata sangat jelas. 



Tempat wisata konservasi hutan hujan tropis ini masih minim promosi, padahal potensi Lembah Cilengkrang begitu besar, selain itu tempat wisata ini pantas juga disebut sebagai kawasan sentra buah-buahan tropis. Semoga kedepan makin banyak wisatawan tertarik mengunjungi tempat ini.

Perjalanan dari gerbang awal menuju air terjun penuh perjuangan. Cocok bagi teman-teman yang baru belajar naik gunung.


Pintu masuk Lembah Cilengkrang


Mungkin dari pintu masuk sampai ke air terjun jaraknya sekitar 3 km. Saya lupa harga tiket masuknya, kalau tidak salah sekitar Rp. 10.000/orang. Jangan lupa sediakan minuman selama perjalanan untuk mencegah dehidrasi. Perjalanan semakin menantang karena penuh dengan tanjakan, kelokan, dan batu-batuan terjal. Tapi jangan khawatir tersesat, sepanjang perjalanan banyak penunjuk arah. Jika sebelah kiri terlihat perbukitan dengan pohon-pohonnya yang besar, maka disebelah kanan terdapat jurang-jurang curam yang menjadi pemisah diantara pegunungan yang indah itu. Yang semakin semangat tentunya bisa puas menikmati pemandangan sekitar serta suasananya yang hijau dan sejuk. Banyak juga perkebunan warga seperti tanaman jambu, biji kopi, buah anggur, aneka sayuran dll. Seperti simfoni alam, sepanjang jalan pun ditemani suara tonggeret yang mengerik-ngerik. Banyak spot menarik untuk dijadikan foto atau hanya sekedar minum kopi di warung-warung yang tersedia selama perjalanan.

Setelah perjalanan melelahkan selesai, langsung disuguhi air terjun cantik kira-kira tingginya sekitar 15 meter. Bagi yang mau foto-foto, hati-hati karena harus melawati bebatuan yang besar. Bagi yang ingin hangat-hangat, bisa coba ke kolam air panas di sekitar air terjun. Suasananya masih asri jadi gak sia-sia bisa menikmati alam Cilengkrang.


Air Terjun Lembah Cilengkrang

Kekurangannya mungkin tempat sampah kurang memadai, karena masih banyak pengunjung yang buang sampah sembarangan. Saran saya, sediakan plastik untuk menaruh sampah sementara. Tak henti-hentinya saya mengajak teman-teman untuk selalu menjaga kebersihan dan jangan merusak apapun yang ada disana. 



Salah satu mata air di Lembah Cilengkrang



Jalanan menuju air terjun
Bukit-bukit cantik di Lembah Cilengkrang
Pepohonan dan simfoni alam di sekitar Lembah Cilengkrang
Bukit-bukit cantik di Lembah Cilengkrang

Bukit-bukit cantik di Lembah Cilengkrang













PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!

Baca SelengkapnyaLembah Cilengkrang Kuningan

Telaga Remis Kuningan

Setelah sebelumnya kemarin saya mengunjungi Telaga Cicerem yang terletak di desa Kaduela, Pasawahan, Kuningan, sekarang saatnya mengunjungi salah satu telaga yang tidak jauh dari telaga tersebut, yakini Telaga Remis. Telaga yang satu ini namanya lebih populer diantara telaga-telaga lainnya yang ada di Kuningan. Terus terang awal mengenal telaga ini bermula dari judul lagu Cirebonan dengan judul yang sama, Telaga Remis.

Akses jalan sangat mudah, dari Cirebon atau Kuningan tidak begitu jauh menuju lokasi ini. Banyak papan petunjuk, jadi jangan khawatir nyasar. Tapi tetap hati-hati bagi pengendara motor atau mobil, karena 2 KM menuju tempat wisata ini, kondisi jalan parah dan berlubang, harus sabar. Padahal ini adalah objek wisata, sangat disayangkan akses jalan menju kesana terabaikan.
Tempat ini begitu sejuk karena dikelilingi rindangnya pepohonan dan masih berada di sekitar kaki Gunung Ciremai.. Telaga yang airnya berwarna hijau dan paling luas dari telaga lainnya di Kuningan ini lebih banyak dikunjungi oleh keluarga dan anak-anak. Terdapat beberapa wahana seperti perahu motor, sepeda air dan lain-lain yang memanjakan pengunjungnya untuk berkeliling. Untuk fasilitas cukup lengkap dengan adanya Musholla dan MCK, tapi sayang jumlah MCK masih sedikit,  pengunjung harus antri menggunakannya. Untuk tempat sampah juga lumayan banyak, tapi tetap saja masih banyak pengunjung membuang sampah sembarangan. Tolong jangan ditiru!

Berikut foto-foto hasil jepretan saya di Telaga Remis.

















PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!
Baca SelengkapnyaTelaga Remis Kuningan

Telaga Biru Cicerem Kuningan

Buat kamu yang tinggal di sekitar Wilayah III Cirebon, dan masih bingung mau cari tempat bagus, bersih dan sejuk, jangan ragu datang aja ke desa Kaduela, Pasawahan, Kuningan, Jawa Barat. Akses jalan cukup mudah dan baik. Bisa dilewati kendaraan roda dua atau empat. Lebih jelasnya cari aja di Google Maps :)

Telaga ini berada sekitar kaki Gunung Ciremai, banyak ikan-ikan cantik dan sudah pasti airnya jernih. Selain itu terlihat pula saluran-saluran air untuk mangaliri rumah penduduk setempat. Jadi dengan adanya telaga ini otomatis bisa bermanfaat untuk warga sekitar.

Ketika sampai disana, silahkan foto-foto atau sekedar ngemil dan nongkrong sepuasnya. Banyak spot menarik untuk dijadikan objek foto. Tapi ingat, jaga kebersihan itu nomor satu! Jangan sampai setelah selesai foto-foto atau ngemil masih ada sampah berserakan. Buang sampah di tempatnya, kalaupun tidak tersedia silahkan simpan lagi di kantong plastik untuk dibuang ke tempat sampah yang tersedia. Jadilah traveler yang cerdas dan dewasa yah.. Biar alam atau tempat yang kita kunjungi tetap terjaga kebersihannya.

Ini dia foto-foto hasil jepretan kameraku di Telaga Biru Cicerem, Kuningan, Jawa Barat.










PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!
Baca SelengkapnyaTelaga Biru Cicerem Kuningan

Kesenian-Kesenian yang Ada di Cirebon


Cirebon, selain dijuluki sebagai kota Udang dan kota Wali ternyata kota yang berada di timur Jawa Barat ini memiliki beberapa budaya kesenian daerah yang mendunia. Kali ini saya mau share buat temen-temen beberapa kesenian daerah khas Cirebon. Jika temen-temen sempat mengunjungi kota Cirebon lalu berbincang-bincang tentang budaya keseniannya, pasti nama-nama dibawah ini akan terdengar. Dan bahkan jika ada suatu hiburan entah hajatan, khitanan, atau perayaan lainnya pasti akan menemui kesenian-kesenian dibawah ini. Pokonya Cirebon banget jeeehhh....

1. Tari Topeng
Foto: http://cirebonsatu.com
Tari Topeng Cirebon tepatnya, adalah salah satu tarian di tatar parahyangan. Disebut tari topeng karena penarinnya menggunakan Topeng. Mimi Rasinah, adalah salah satu maestro tari topeng. Tari ini selalu mengalami perkembangan dari berbagai gerakan atau cerita yang dibawakan. Di sanggar-sanggar wilayah Cirebon dan sekitarnya, tari ini menjadi salah satu tari faforit. Tari topeng masih dipentaskan dalam acara kesenian tradisional ataupun acara lainnya. Tari topeng bisa dimainkan secara tunggal maupun kelompok. Ketika tarian ini dimulai, kendang dan rebab menjadi  alunan musiknya yang mendominasi.

Masing-masing topeng pada tari ini memilik karakter yang menggambarkan sifat atau perwatakan seseorang. Topeng berwarna biru misalnya, mengandung sifat yang anggun dan lincah. Lalu topeng yang  berwarna merah memiliki karakter yang beringas dan sangat tempramental. Jenis tarian yang terkenalnya ialah tari topeng Kencana Wungu yang menceritakan Prabu Minak Jingga yang tergila-gila pada Ratu Kencana Wungu. Tari ini karya Nugraha Soeradireja. Tari Toeng sangat populer sekali di wilayah Cirebon, Indramayu, Subang, Majalengka, Brebes, Banyumas, Purwokerto dan Kuningan.


2. Tari Sintren
Foto: Pikiran Rakyat
Tari Sintren adalah tari tradisonal yang berasal dari Cirebon tepatnya di wilayah pesisir utara. Nama lain dari kesenian ini adalah Lais. Tari Sintren sangat terkenal dengan suasana mistisnya yang bersumber dari cerita Sulasih dan Sulandono. Kisah cinta pasangan kekasih ini tidak direstui , sehingga Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Pertemuan keduanya saat itu hanya melalui alam gaib. Singkat cerita pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamasari yang memasuki roh bidadari ke tubuh Sulasih. Lalu Sulandono yang sedang bertapa dipanggil ibunya untuk menemui Sulasih. Sejak saait itulah setiap diadakan pertunjukan tari Sintren, sang penari dimasuki oleh roh bidadari oleh pawangnya dengan syarat penari masih dalam keadaan suci (perawan). Suara musik dalam pertunjukan Sintren sangat sederhana dan khas sekali.

Pertunjukan tari ini diperankan gadis yang masih suci dibantu oleh pawang. Si pawang mengundang roh Dewi Lanjar untuk masuk kedalam penari. Penari akan terihat cantik dan membawakan tarian yang mempesona. Unikanya, jika masyarakat sekitar sawer (melempar uang), si penari akan berhenti dan menari lagi setelah tidak ada lagi yang sawer. Hal ini dilakukan berulang-ulang kali dan terlihat menarik. Dalam perkembangannya, tari Sintren diperagakan pula dengan penari disekelilingnya dan diselingi bodoran (lawak).


3. Lukisan Kaca
Foto: http://inibangsaku.com
Lukisan kaca sudah kenal di Cirebon sejak abad 17. Lukisan ni dikenal pula sebagai media dakwah pada masa Panembahan Ratu dan sangat berpengaruh dalam penyebaran agama Islam saat itu. Lukisan ini berbentuk tulisan Kaligrafi dan gambar Wayang dengan ditulis diatas media kaca. Pengaruh kaligrafi dikarenakan dalam menyiarkan agama Islam, banyak ulama melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan Hadist. Sedangkan gambar Wayang di daerah Cirebon serimg diadakan pertunjukan Wayang yang menampilkan tokoh-tokoh Wayang seperti Arjuna, Kresna, Rama, Lesmana dll.

Di abad 19, objek lukisan kaca bukan hanya tulisan kaligrafi dan hadist, melainkan berkembang seperti gambar Paksinaga Liman, Buroq, dll. Perbedaan lukisan kaca di kota Solo, Jawa Tengah dengan lukisan dari Cirebon ialah pada teknik dan cara melukisnya. Jika lukisan kaca Solo dilukis diatas kaca depan, berbeda halnya dengan lukisan Cirebon yang justru melukis dari kaca belakang.


4. Batik Cirebon
Foto: http://batikcirebonan.com
Batik Cirebon lahir sejak abad 16. Berawal ketika Pelabuhan Cirebon (dulu Muara Jati) dijadikan tempat transit dan persinggahan para pedagang asing dari Arab, Persia, India dan China. Kemudian dari hal itu menciptakan asimilasi dan akulturasi bercampur budaya, serta menciptakan banyak tradisi baru. Salah satunya batik Cirebon. Kota-kota dengan batiknya di Indonesia yang mempopulerkan sangat berkembang, mulai dari batik Pekalongan, Solo, Jogja, Garut, Palembang dll.

Beberapa motif atau corak yang terkenal pada batik Cirebon ialah motif Megamendung dan Paksi Naga Liman. Megamendung dipengaruhi dari motif China yang berbentuk garis-garis awan. Megamendung Cirebon memiliki ciri khas sendiri yakni awan berbentuk lonjong, lancip dan segitiga sedangkan China berbentuk bulatan. Sementara motif Paksi Naga Liman lebih memberi pesan peperangan antara kebaikan melawan kejahatan guna mencapai kemakmuran.

Pusat dari pembuatan batik Cirebon sendiri berada di Trusmi, Plered. Batik Trusmi lahir dari karya pemuka agama Islam, Ki Buyut Trusmi. Bersama Sunan Gunung Jati, keduanya mengajarkan Islam di wilayah Trusmi dan mengajarkan keterampilan membatik kepada penduduk setempat. Hingga kini, kawasan Trusmi terkenal dengan Kampung Batik. Banyak wisatawan mancanegara yang melancong di kawasan ini.



4. Buroq

Foto: Pikiran Rakyat
Seni Buroq lahir sekitar tahun 1934. Abah Kalil, penduduk Desa Kalimaro, Kecamatan Babakan ialah pencetus seni ini. Buroq juga dikenal dengan nama seni Bedawang (boneka-boneka berukuran besar) seperti Kuda terbang, Macan, Singa, dll. Seni Buroq diilhami tentang perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha dengan menunggang hewan kuda bersayap.

Pertunjukan Burokan biasanya dipakai dalam beberapa perayaan, seperti Khataman, Sunatan, Perkawinan, Marhaban dll. Pertunjukan diawali dengan Tetalu lalu bergerak perlahan dengan lantunan lagu Asroqol (berupa salawat Nabi dan Barzanji). Rombongan pertunjukan masih berjalan ditempat, setelah banyak masyarakat yang datang rombongan mulai bergerak diiringi dengan alunan genjring dan shalawatan. Dalam perkembanganya, seni Buroq saat ini lebih menggunakan alat-alat musik modern seperti gitar, suling, kendang dan mengiringinya dengan alunan musik dangdut. Hiburan ini sangat bermakna bagi warga sekitar karena bersifat Islami, disenangi anak-anak dan tentunya lebih meningkatkan tali silahturahmi.


5. Tarling
Foto: Google
 Tarling disingkat gitar dan suling. Awalnya sekitar tahun 1930 seni musik ini hanya menggunakan dua alat tersebut. Namun semakin berkembangnya jaman, tarling yang sekarang di dengar di sekitar Cirebon sudah terkombinasi dengan musik dangdut. Tak jarang lagu-lagu tarling yang berbahasa Cirebon di recycle ke dangdut nasional dengan mengubah lirik menjadi bahasa Indonesia sehingga penikmat musik dari nusantara pun bisa mendengarkan arti lirik dalam musik tarling yang sering diputar bahkan di tayang kan di TV nasional.

Musik ini sangat khas sekali, berbeda dengan dangdut sejenisnya. Ada juga karya tarling yang berbentuk drama seperti Baridin, Saedah Saeni, Kang Ato Ayame Ilang dll yang terdapat unsur lawak dan pesan moral didalam pagelarannya, liriknya pun menceritakan realita kehidupan manusia. Banyak tokoh tarling yang membuat seni musik ini diminati para pemuda di sekitar Cirebon, Indramayu, Subang dan pesisir utara sekitar Jawa Tengah. Seperti Abdul Adjib, Hj. Dariyah, Dulatip hingga penyanyi tarling generasi sekarang, Aas Rolani, Nunung Alvi, Yoyo Suwaryo dll. Tak jarang di acara-acara resepsi atau hiburan dan perkumpulan masyarakat memutar lagu-lagu tarling ini sebagai penambah suasana.


Demikian postingan saya hari ini tentang kesenian yang ada di Cirebon. Silahkan buat temen-temen apabila ada yang mau menambahkan. Sebagai generasi penerus, kita harus bangga dan tetap melestarikannya dengan cara terus mengadakan pertunjukan-pertunjukan tari Topeng dan Sintren serta mengembangkan kreatifitas melalui membatik dan melukis di kaca agar kesenian ini tidak punah dimakan seni modern yang mengalir begitu cepat merasuki otak anak-anak muda. Cintai budaya dalam negeri! 











PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!





Baca SelengkapnyaKesenian-Kesenian yang Ada di Cirebon

Foto-Foto Bangunan Ciebon Tempo Doeloe


Dibawah ini adalah foto-foto bangunan Cirebon Tempo Doeloe. Foto saya ambil di Google dari berbagai sumber.



1. De Javasche Bank (Bank Indonesia)


Terletak di Jalan Yos Sudarso (Cangkol) - Cirebon



 2. Cheribon Station (Stasiun KA Kejaksaan)





3. Tiao Kak Sie (Klenteng Dewi Welas Asih)


Terletak di Jalan Yos Sudarso Pelabuhan - Cirebon



4. Karesidenan Tangkil (Gedung Negara)

Terletak di Jalan Sunan Gunung Jati, Tangkil - Cirebpn



5. Lapangan Kebumen




6. Oranje Hospital (Rumah Sakit Gunung Jati)

Terletak di Jalan Kesambi - Cirebon



7. Pasar Esoek (Pasar Pagi)

Terletak di Jalan Siliwangi - Cirebon



8. Post En Telegraaf (Kantor Pos)

 Terletak di Jalan Yos Sudarso, Cangkol - Cirebon



9. Viersprong Kejaksaan (Pertigaan Kejaksaan)





10. Cheribon Station S.C.S (Stasiun KA Parujakan)




11. Cheribon Huize Karang Anom (Villa Karang Anom)

Terletak di Jalan Karanggetas - Cirebon. Sayangnya sekarang sudah berdiri bangunan Mall.
                                   

12. British American Tobaccos (Gedung BAT)


Terletak di Jalan Pasuketan - Cirebon


Sumber Foto : Google

Baca SelengkapnyaFoto-Foto Bangunan Ciebon Tempo Doeloe

Popular Posts