Showing posts with label Artikel Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Artikel Pendidikan. Show all posts

Cadas Gantung Majalengka





Majalengka, kota yang satu ini gak akan habis dibahas kalo ngomongin tempat wisatanya. Banyak sekali wisata alam yang ditawarkan di kota sebelah barat Cirebon tersebut. Kali ini saya akan ajak teman-teman ke salah satu tempat wisata alam yang baru-baru ini telah dibuka. Namanya Cadas Gantung. Bukan yang di Kuningan, tapi ini di Majalengka, Jawa Barat. Terletak di Desa Mirat Kecamatan Leuwimunding. Akses menuju kesana cukup mudah. Bagi yang datang dari Cirebon bisa menggunakan dua jalur tergantung dari tempat teman-teman. Saya sendiri melewati Jalan Raya Nyi Ageng Serang, Sumber arah ke pertigaan Rajagaluh belok kanan. Sekitar 5 km masuk lah Desa Mirat dan masuk ke perumahan warga. Bagi yang dari Cirebon Barat bisa melalui akses Jalan Cirebon-Bandung via Palimanan arah Rajagaluh. Intinya, akses ke tempat ini mudah dan jalanan mulus.




Penunjuk arah di Cadas Gantung
Setiba di Desa Mirat, lokasi Cadas Gantung dari perumahan warga sekitar 2 KM untuk jalan kaki menuju puncaknya. Jangan khawatir tersesat menuju tempat ini. Banyak penunjuk arah yang memudahkan wisatawan menemukan tempat ini. Hati-hati, jalanan yang sempit, berkelok, penuh bebatuan dan jarangnya tangga menyulitkan wisatawan untuk menaiki puncak. Mungkin setelah tempat ini ramai, akan ada perubahan lebih baik lagi aksesnya. Saya lupa tiket masuknya berapa, yang pasti murah meriah dan terjangkau, kok. Sebenarnya perbukitan di Cadas Gantung ini adalah perbatasan Majalengka-Cirebon yang dilalui perbukitan-perbukitan dari Palimanan, Bobos hingga ke Majalengka.






Bukit cantik di sekitar Cadas Gantung
Perbukitan-perbukitan di Cadas Gantung ini sangat indah sekali. Bukitnya yang hijau dikelilingi perkebunan warga sekitar membuat puas mata memandang. 



Puncak Cadas Gantung ramai para pengunjung


Setiba di puncak bukit Cadas Gantung mungkin tidak ada yang beda dari bukit-bukit lainnya. Bersyukur dan bahagianya karena kita bisa memandang kota Majalengka dari ketinggian dengan sangat indah sekali. Majalengka begitu hijau.

Majalengka dilihat dari puncak Cadas Gantung. Indah sekali...!



Banyak sampah berserakan di Cadas Gantung. Kesadaran pengunjung soal kebersihan masih minim


Itulah sedikit pengalaman mengunjungi Cadas Gantung yang indah. Silahkan berfoto-foto tetapi dengan tidak merusak apapun dan jangan mengotori lingkungan sekitar. Tips saya untuk teman-teman yang ingin mengunjungi Cadas Gantung waktu yang tepat adalah disaat pagi dan sore. Suasananya adem dan sejuk.

Jepretan favoritku, perbukitan cantik Cadas Gantung






















PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!




Baca SelengkapnyaCadas Gantung Majalengka

Hutan Kota Bungkirit Kuningan

Meluangkan waktu di hari libur dari padatnya aktivitas di Ibukota gak akan saya sia-siakan untuk pulang kampung ke Kota Udang Cirebon. Katanya sih di sekitar Kuningan ada taman baru di kawasan wisata CIgugur. Lihat foto-foto di Instagram dan searching di Google, ternyata namanya Hutan Kota Bungkirit. Hutan dengan konsep wisata sekaligus menyuguhkan pemandangan sawah warga di tengah-tengah pusat kota Kuningan. Wah keren juga yah…


Hutan Kota Bungkirit dengan berbagai jenis taman dan tumbuhannya.
Tempatnya gak jauh dari Objek Wisata Purbakala Cipari, Kolam Renang Cigugur dan Taman Kota Kuningan. Tepat di sekitar Jalan Sudirman, tempat ini mudah di jangkau. Sepanjang pintu masuk menuju ke tempat ini terdapat hamparan sawah. Sungguh konsep yang baik bagi pemerintah dan masyarakat Kuningan membuat hutan ini bertemakan wisata dengan pemandangan sawah bahkan tempat ini merupakan rumah bagi beberapa satwa burung seperti Burung Jogjog, Kutilang, Tekukur, Jalak dan aneka jenis tanaman lainnya. 



Sepanjang jalan di sekitar Hutan Kota Bungkirit
Tugas kita sebagai pengunjung untuk melindungi tempat tersebut dari tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab. 


Tempat duduk dan saung di Hutan Kota Bungkirit
Setibanya disana terus terang tidak ada yang istimewa dengan tempat ini. Sama seperti taman-taman pada umumnya yang terdapat berbagai tanaman cantik, tempat duduk untuk santai, taman bermain anak-anak, saung, dan sarana umum lainnya, tapi yang membedakan sekaligus menarik ialah jalanan yang setapak naik turun tangga menuju area hutan kecil dan pesawahannya. 


Hamparan sawah warga yang terletak di Hutan Kota Bungkirit
Banyak anak tangga untuk menuju kesana. Suara-suara serangga dan binatang kecil lainnya bersautan seperti sedang mengiri langkah saya berkeliling di taman ini. Terdapat juga jembatan berwarna hijau yang fotonya populer di media sosial. Orang bilang sih jembatan cinta. Hahaha.. 


Model Cantik yang sedang berpose di Hutan Kota Bungkirit












PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!



Baca SelengkapnyaHutan Kota Bungkirit Kuningan

Menikmati Suasana Tempo Doeloe di Kota Tua Jakarta

Foto: Wikipedia
Libur akhir pekan di Jakarta saya gunakan untuk bersantai dan mengunjungi Kota Tua, tempat wisata pasti sudah banyak yang tahu. Dikarenakan bangunan-bangunan unik dan kunonya serta peninggalan-peninggalan masa kolonial Eropa membuat tempat wisata ini memiliki nilai historis yang tinggi. Digadang-gadang akan didaftarkan UNESCO untuk salah satu cagar budaya yang harus dilindungi. Semoga saja langkah tersebut bisa terwujud guna lebih mengenalkan "Old Town" ke para wisatawan mancanegara. Tempat ini sangat strategis karena terletak di perbatasan antara Jakarta Utara dan Jakarta Barat, tak jauh dari Stasiun Jakarta Kota (Beos), Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pasar Glodok yang merupakan satu wilayahnya dan sentra ekonomi terbesar di tempat tersebut . 


Depan Museum di kawasan Kota Tua
Dulu lebih dikenal dengan sebutan Oud Batavia atau Batavia lama oleh para pendatang Eropa. Karena dianggap salah satu tempat menguntungkan di kawasan Asia Tenggara, maka pihak Belanda mencaplok kawasan ini sebagai kota dengan pusat pemerintahan dan perdagangan yang ramai, bahkan dijuluki sebagai “Permata Asia” atau “Ratu dari Timur” sebelum akhirnya ditaklukan Kerajaan Demak pada tahun 1526 dan dikenal dengan nama Jayakarta. Rasa decak kagum saya muncul ketika mengelilingi bangunan-bangunan khas Eropa yang sebagian terbengkalai ini. Namun masih banyak juga bangunan-bangunan yang terawat dan menjadi primadona bagi para pengunjung. 


Depan Museum di kawasan Kota Tua
Selain Stasiun, Pelabuhan dan Pasar tua yang saling melengkapi di tempat terebut, Kota Tua juga menawarkan bangunan--bangunan kuno khas Eropa yang saat ini masih digunakan untuk kegiatan ekonomi maupun wisata. Kita bisa mengunjungi tempat-tempat wisata di kawasan Kota Tua Jakarta seperti Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum Fatahillah, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Wayang, Museum Bahari, Gedung VOC, CafĂ© Batavia, dll. Untuk di lapangan Fatahillah kita bisa berfoto ria dengan background bangunan-bangunan tuanya yang memukau dan menjadi salah satu tempat favorit pengunjung untuk bersantai atau tempat bermain bagi anak-anak. Terpisah agak jauh, ada juga bekas bangunan kolonial Belanda seperti Gedung Arsip Nasional dan Jembatan Kota Intan. 


Suasana di Lapangan Fatahillah Kota Tua
Itulah trip singkat saya berwisata sejarah dan bersantai ria di kawasan Kota Tua Jakarta yang membuat pengetahuan semakin bertambah. Selain sarana edukatif, kita juga bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru mengenal awal mula sejarah Ibukota Jakarta pada saat masa penjajahan. 

PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!
Baca SelengkapnyaMenikmati Suasana Tempo Doeloe di Kota Tua Jakarta

Berwisata Ke Cirebon? Mampir Tempat-tempat Menarik Ini. Dijamin Mengesankan!

Cirebon sebenarnya dari dulu sudah menjadi kota wisata dengan banyaknya tempat-tempat menarik seperti tempat sejarah, religi dan bangunan-bangunan kunonya. Wisata bahari juga ada di kota yang berjuluk Udang ini. Kulinernya yang lezat serta keanekaragaman budayanya yang menarik juga membuat Cirebon semakin dikenal dari dulu hingga sekarang. Tapi akhir-akhir ini mungkin pemerintah atau instansi terkait tidak mau kecolongan, dengan kekayaan yang dimiliki Cirebon, kini kota Udang sedang berbenah untuk memiliki julukan baru yakni kota Wisata. Lalu, apa saja tempat-tempat yang menarik dikunjungi bagi wisatawan yang mampir ke Cirebon? berikut daftarnya.


1. Keraton Kasepuhan

Keraton Kasepuhan, salah satu istana raja termegah di Indonesia yang masih berdiri kokoh sebagi bukti peninggalan kejayaan Kesultanan Cirebon pada masanya. Didirikan pada tahun 1430 oleh Pangeran Cakrabuana dan kompleknya oleh Pangeran Mas Zainul Arifin, keraton ini berada di Jalan Kasepuhan, Lemahwungkuk, Cirebon. Tempat yang strategis mempermudah wisatawan untuk datang kesini. Tidak kurang 5 KM dari 2 Stasiun KA, Pelabuhan dan Terminal Cirebon, menjadikan salah satu objek wisata sejarah unggulan di Cirebon makin mudah diakses dari tempat manapun. Disini wisatawan bisa melihat kejayaan Kerajaan Cirebon pada masa lalu dengan adanya museum dan bangunan-bangunan kuno yang terawat. Jika belum paham tentang bagian tempat yang dikunjungi, jangan sungkan menggandeng guide Keraton yang ramah dan sabar menjelaskan satu persatu historisnya di setiap sudut Keraton. Halaman Keraton yang sangat luas menjadikan wisatawan leluasa mengabadikan tempat-tempat mengaggumkan ini. Tempat ini tentunya cocok bagi semua umur apalagi pelajar atau mahasiswa yang sedang belajar sejarah. Bangunan keraton tertua di Indonesia ini juga menjadi inspirasi bagi bangunan-bangunan Keraton di Jogja dan Solo.
Siti Hinggil di depan Keraton Kasepuhan Cirebon
Siti Hinggil di Keraton Kasepuhan Cirebon
Museum di Keraton Kasepuhan Cirebon
Koleksi benda-benda kuno di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon
Kereta Peninggalan Kanjeng Sunan Gunung Jati
Pintu Keraton Kasepuhan

2. Keraton Kanoman

Tempat berikutnya yang saya kunjungi ialah Keraton Kanoman. Berbeda dengan Keraton Kasepuhan, keraton ini lebih muda usianya. Didirikan pada tahun 1678 dan terletak di Jalan Winaon, Cirebon. Untuk mencapai tempat ini, wisatawan harus memasuki Pasar Kanoman yang padat persis berada di tengah-tengah kota. Keraton ini juga tidak terlalu jauh dari Keraton Kasepuhan. Ketika tiba di Keraton ini, tempatnya kurang terawat, padahal potensi wisata sejarahnya sangat menarik dikarenakan bangunan-bangunan temboknya yang dikelilingi piring-piring dengan ukiran unik serta benda-benda peninggalan Kesultanan Cirebon yang terdapat di museumnya. Di museum wisatawan akan dijelaskan oleh guide secara detail setiap benda-benda peninggalan yang terdapat di Keraton ini. Menurut saya, dilihat dari bangunannya yang keren dan unik serta memiliki nilai sejarah tersendiri, Keraton ini cocok buat dijadikan background foto preweding. Hehehe…
Siti Hinggil di Keraton Kanoman Cirebon
Siti Hinggil di Keraton Kanoman Cirebon
Museum Keraton Kanoman Cirebon

3. Keraton Kacirebonan

Selain dua Keraton yang terkenal lainnya, satu lagi Keraton yang paling muda usianya. Keraton Kacirebonan, didirikan sekitar tahun 1800 tempatnya memang lebih kecil seperti rumah joglo, tapi tempat ini juga menyimpan koleksi peninggalan-peninggalan sang raja. Unsur Jawa dan Belanda kental sekali di Keraton ini. Jarak antara 2 Keraton lainnya di Cirebon dengan Keraton ini berdekatan. Saran saya jika ingin berkunjung ketiga Keraton yang ada di Cirebon, bisa keliling menggunakan becak, menyelusuri suasana kota Cirebon agar bisa merasakan sensasi sendiri.
Foto: keratonkacirebonan.wordpress.com
Foto: diasrentalmobilcirebon.com

4. Goa Sunyaragi

Berada di tempat strategis, yakni di tengah-tengah jalan nasional (Cirebon-Jakarta), tempat ini sangat mudah dijangkau. Goa Sunyaragi adalah peninggalan para sultan Cirebon yang sering digunakan untuk tempat meditasi. Bangunannya seperti pura dan candi, sangat unik karena terbuat dari kerang yang mengelilingi bangunannya. Didalamnya terdapat goa atau pintu yang masing-masing berbeda fungsi. Ketika mengililingi pintu-pintu yang menyerupai goa, serasa berada di dalam labirin, seperti tersesat menemukan jalan keluar dari pintu-pintu tersebut. Tempat ini juga sering digunakan untuk pagelaran-pagelaran seni dan acara-acara resmi lainnya. Banyak spot menarik untuk foto-foto. Cocok juga buat foto preweding.
Bangunan di Goa Sunyaragi, Cirebon
Bangunan di Goa Sunyaragi, Cirebon
Bangunan di Goa Sunyaragi, Cirebon
Panggung seni di Goa Sunyaragi, Cirebon

5. Cirebon Waterland

Kalau tempat wisata ini lebih modern karena konsepnya memang tempat wisata hiburan bagi keluarga. Langsung menghadap ke laut, Cirebon Waterland Ade Irma Suryani memiliki vila-vila unik di bibir pantai. Tempat ini berada di Jalan Yos Sudarso Kota Cirebon, persis di sebelah timur Pelabuhan Cirebon. Bagi yang ingin berenang, disediakan juga kolam renang dengan berbagai wahana lengkapnya. Dulu tempat ini menjadi wisata unggulan tetapi pernah mengalami kebangkrutan dan tidak terawat, akhirnya ada investor yang meilirik dan mengubah kawasan Ade Irma ini kembali menjadi tempat wisata yang lebih modern dan lengkap. 
Tempat-tempat penginapan langsung menghadap pantai di Cirebon Waterland
Pasir putih di dekat pantai sekitar Cirebon Waterland


6. Hutan Kera Plangon

Tempat wisata yang ini agak berbeda dari tempat wisata lainnya di Cirebon. Lokasinya berada di sebelah selatan Cirebon, tepatnya di Babakan, Sumber, Cirebon. Jalanan utamanya berbelok-belok dan naik turun dikelilingi pepohonan rindang. Di pintu masuk, wisatawan akan disambut kawanan kera. Ada kera yang sangat nakal, kera yang cukup usil dan kera lucu yang pendiam. Sediakan cemilan untuk kera-kera di sekitar Hutan Kera Plangon berupa kacang, bengkoang dll. Kalau tidak ingin repot, ada juga beberapa penjual yang menyediakan cemilan untuk disuguhkan ke monyet-monyet di hutan. Jika wisatawan ingin terus naik keatas melewati ratusan anak tangga, maka ada makam Pangeran Kejaksaan, yang merupakan tokoh penting Cirebon di masa kerajaan. Selain itu banyak juga peziarah yang berdoa ke makam tersebut. Sayangnya tempat wisata ini kurang terawat, dan tidak adanya pawang atau guide yang siap memandu wisatawan keliling tempat ini, padahal Hutan Kera Plangon diminati banyak pengunjung bukan hanya dari dalam kota, melainkan dari luar kota.
Haus nih monyet :)
Kasih cemilan ke monyet-monyet yang lucu di Plangon

7. Pantai Kejawanan

Pantai Kejawanan terletak di Jalan Kalijaga, Cirebon. Tempat ini sangat ramai ketika pagi dan sore menunggu sunset dan sunrise tentunya. Tapi sangat disayangkan dan minim perhatian dari pemkot setempat. Tempatnya memang masih agak kotor dan kumuh, dan juga masih banyak sampah berserakan tidak seperti pantai-pantai di utara Jawa lainnya, pantai ini menyediakan perahu nelayan untuk disewakan bagi pengunjung yang ingin berkeliling ke laut. Bagi pecinta otomotif, pasir di sekitar pantai sangat cocok untuk bermain ATV. 
Foto: travel.kompas.com
Foto: infocirebon.com
Foto: iewenkphotos.com

8. Makam Sunan Gunung Jati

Kalau yang satu ini adalah salah satu tempat wisata religi unggulan di Cirebon bahkan di Pulau Jawa. Salah satu tokoh terpenting dalam syiar penyebaran Islam di tanah Jawa khususnya Jawa Barat yaitu Syech Syarif Hidayatullah atau nama populernya adalah Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo yang makamnya terletak di daerah Gunung Jati, Cirebon. Tempat ini ramai dikunjungi bagi peziarah. Disekitar komplek makam Sunan Gunung Jati terdapat dinding yang dilengkapi dengan piring-piring unik dari China, sama halnya dengan bangunan-bangunan sejarah di Cirebon yang tak lepas dari peninggalan-peninggalan Sunan Gunung Jati. 
Foto: arungi.selatsunda.co.id
Foto: indonesia-heritage.net
Foto: indonesiawisata.info
 
9. Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Masih tentang wisata religi, rumah ibadah yang satu ini juga salah satu tujuan wisata sejarah bagi wisatawan yang berkunjung ke Cirebon. Masjid Sang Cipta Rasa dibangun pada tahun 1480 pada masa Wali Songo. Lekatnya di depan Keraton Kasepuhan atau samping alun-alun Kasepuhan. Masjidnya begitu luas dengan bangunan klasik kuno bergaya arsitektur ala Majapahit, Demak dan Cirebon karena pada saat itu pengaruh ketiganya masih kental di sekitar Kasepuhan. Sunan Kalijaga ditunjuk sebagai arsitektur oleh Sunan Gunung Jati untuk membangun masjid ini. Bata-bata merah serta ukiran kaligrafinya begitu indah dan memiliki seni yang sangat menakjubkan. Tak jarang, setelah beribadah banyak wisatawan yang berfoto-foto di sekitar gerbang masjid ini. Atap pada bangunan masjid ini juga menghilhami dan menginspirasi bangunan-bangunan modern saat ini yang digunakan oleh para arsitektur-arsitektur ternama. Yang menarik masjid ini ketika hari Jumat dan tiba saat adzan Duhur akan dikumandangkan oleh 7 orang muadzin secara bersamaan. 
Foto: disparbud.jabarprov.go.id

Foto: travel.detik.com
Foto: tripadvisor.com
Foto: dewimutiaraintanberlianpakidulan.blogspot.com

10. Masjid Merah Panjunan

Karena Cirebon salah satu kota Wali dengan penyebaran Islam di Jawa Barat, jadi banyak juga masjid-masjid tua yang bangunannya mengaggumkan. Salah satunya Masjid Merah Panjunan ini. Didirikan oleh Pangeran Panjunan, salah satu murid Sunan Gunung Jati yang tinggal di sekitar kampung Arab karena pendirinya memang berasal dari Arab yang membantu para imigran dari Baghdad untuk sampai disini. Gaya arsitekturnya meliputi Hindu, China dan Islam yang begitu menjamur pada saat itu. Ada juga beberapa keramik buatan China yang terdapat pada tembok-tembok di masjid yang merupakan hadiah dari Sunan Gunung Jati yang menikah dengan Tan Hong Tien Nio. Terletak di Jalan Panjunan Kota Cirebon, masjid ini tidak begitu luas karena sekilas memang seperti musholla, tapi dengan bangunannya yang unik berupa bata-bata merah dan salah satu masjid tertua di Cirebon, maka masjid ini dijadikan sebagai benda cagar budaya yang harus dijaga kelestariannya. Para wisatawan selain beribadah disini, bisa menikmati setiap bangunan-bangunan di sekitar masjid ini dengan mengabadikan kamera ponselnya. 
Foto: travel.detik.com
Foto: kiosbukugema.wordpress.com
Foto: liburanbandung.web.id

11. Klenteng Dewi Welas Asih 

Cirebon selain memilik beberapa masjid terdapat pula klenteng termegah dan tertua, dengan keanekaragaman dan kultur yang berbeda secara berdampingan, membuat Cirebon begitu tinggi menjungjung toleransi antar warganya. Salah satunya tempat ibadah yang dijadikan cagar budaya ini yang harus dijaga kelestariannya sebagai bukti kekayaan dan warisan keberagaman yang pernah dimiliki di tanah Cirebon. Terletak di Jalan Kantor Kota Cirebon, lokasinya sangat strategis, karena terletak disamping Pelabuhan Cirebon dan Jalan Utama Cirebon-Karangampel.
Foto: arsipkotacirebon.com
Foto: disparbud.jabarprov.go.id
Foto: edunik.com

12. Kawasan Kota Tua

Seperti halnya Jakarta yang memiliki pelabuhan Sunda Kelapa, Cirebon juga dulu salah satu pelabuhan tersibuk. Pelabuhan Muara Jati adalah buktinya. Sehingga banyak sekali bangunan-banungan kuno yang dibangun para pendatang, penjajah bahkan saudagar-saudagar Timur Tengah yang mampir kesini. Beberpa bangunan kuno yang dijadikan wisata Kota Tua Cirebon tersebar saling berdekatan, sehingga para wisatawan bisa dimanjakan suasana heritage Cirebon Tempo Doeloe dengan bangunan-bangunan kuno nan unik seperti Gedung BAT yang berada di Jalan Pasuketan, tak jauh di depannya terdapat bangunan kuno yang masih berdiri kokoh, yakni Bank Mandiri, Pelabuhan Cirebon serta ke arah timur kurang lebih 400 meter terdapat Gedung Bank Indonesia. Disampingnya Gedung Pos Indonesia yang juga menjadikan titik nol (0 KM) Kota Cirebon, dan masuk sekitar 100 meter terdapat Gedung Bundar, sayang taman yang adem dipenuhi pepohonan rindang ini begitu kumuh dan tak terawat dengan banyaknya coretan-coretan dari anak-anak jahil yang tidak bertanggung jawab. Bagi yang ingin lihat foto-foto bangunan Cirebon Tempoe Doeloe bisa lihat disni. Jika mau lebih jauh, wisatawan bisa berkunjung ke Balai Kota Cirebon yang merupakan bangunan bekas Belanda yang sampai saat ini masih dugunakan untuk dijakdikan pusat pemerintahan kota Cirebon.
Gedung Bundar. Foto: arsipkotacirebon.com
Balaikota Cirebon. Foto: arsipkotacirebon.com
Gedung BAT. Foto: kekunaan.blogspot.com
Bank Indonesia. Foto: rmoljabar.com


Perlu diketahui, masih banyak tempat-tempat menarik di Cirebon yang belum saya bahas disini. Diantaranya Setu Patok, Kura-Kura Belawa, Wanawisata Ciwaringin, Air Panas Palimanan, Keraton Kaprabonan, Desa Wisata Batik Trusmi, Situs-situs / petilasan kuno, dll. Silahkan bisa seraching ke Google sepuasnya. Dan harap maklum jika tempat-tempat diatas belum sempurna dengan kurangnya fasilitas, kebersihan dan pemandunya, karena Cirebon sedang berbenah, bersiap dengan prosesnya hingga berubah dengan baik, dan semoga saja kedepan wisata Cirebon semakin nyaman, menyenangkan, dan mengesankan. Bagi yang mau menambahkan juga silahkan. Jangan lupa, selain tempat wisata keren, Cirebon juga punya wisata kuliner yang siap menggoyangkan lidah dan juga wisata belanja yang siap memanjakan mata dan tergoda untuk membawa pulang sebagai oleh-oleh. Selamat berkunjung ke Cirebon.

Cirebon.. Iya Tah? Iya Jeh :)











PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!

Baca SelengkapnyaBerwisata Ke Cirebon? Mampir Tempat-tempat Menarik Ini. Dijamin Mengesankan!

Popular Posts