Cadas Gantung Majalengka





Majalengka, kota yang satu ini gak akan habis dibahas kalo ngomongin tempat wisatanya. Banyak sekali wisata alam yang ditawarkan di kota sebelah barat Cirebon tersebut. Kali ini saya akan ajak teman-teman ke salah satu tempat wisata alam yang baru-baru ini telah dibuka. Namanya Cadas Gantung. Bukan yang di Kuningan, tapi ini di Majalengka, Jawa Barat. Terletak di Desa Mirat Kecamatan Leuwimunding. Akses menuju kesana cukup mudah. Bagi yang datang dari Cirebon bisa menggunakan dua jalur tergantung dari tempat teman-teman. Saya sendiri melewati Jalan Raya Nyi Ageng Serang, Sumber arah ke pertigaan Rajagaluh belok kanan. Sekitar 5 km masuk lah Desa Mirat dan masuk ke perumahan warga. Bagi yang dari Cirebon Barat bisa melalui akses Jalan Cirebon-Bandung via Palimanan arah Rajagaluh. Intinya, akses ke tempat ini mudah dan jalanan mulus.




Penunjuk arah di Cadas Gantung
Setiba di Desa Mirat, lokasi Cadas Gantung dari perumahan warga sekitar 2 KM untuk jalan kaki menuju puncaknya. Jangan khawatir tersesat menuju tempat ini. Banyak penunjuk arah yang memudahkan wisatawan menemukan tempat ini. Hati-hati, jalanan yang sempit, berkelok, penuh bebatuan dan jarangnya tangga menyulitkan wisatawan untuk menaiki puncak. Mungkin setelah tempat ini ramai, akan ada perubahan lebih baik lagi aksesnya. Saya lupa tiket masuknya berapa, yang pasti murah meriah dan terjangkau, kok. Sebenarnya perbukitan di Cadas Gantung ini adalah perbatasan Majalengka-Cirebon yang dilalui perbukitan-perbukitan dari Palimanan, Bobos hingga ke Majalengka.






Bukit cantik di sekitar Cadas Gantung
Perbukitan-perbukitan di Cadas Gantung ini sangat indah sekali. Bukitnya yang hijau dikelilingi perkebunan warga sekitar membuat puas mata memandang. 



Puncak Cadas Gantung ramai para pengunjung


Setiba di puncak bukit Cadas Gantung mungkin tidak ada yang beda dari bukit-bukit lainnya. Bersyukur dan bahagianya karena kita bisa memandang kota Majalengka dari ketinggian dengan sangat indah sekali. Majalengka begitu hijau.

Majalengka dilihat dari puncak Cadas Gantung. Indah sekali...!



Banyak sampah berserakan di Cadas Gantung. Kesadaran pengunjung soal kebersihan masih minim


Itulah sedikit pengalaman mengunjungi Cadas Gantung yang indah. Silahkan berfoto-foto tetapi dengan tidak merusak apapun dan jangan mengotori lingkungan sekitar. Tips saya untuk teman-teman yang ingin mengunjungi Cadas Gantung waktu yang tepat adalah disaat pagi dan sore. Suasananya adem dan sejuk.

Jepretan favoritku, perbukitan cantik Cadas Gantung






















PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!




Baca SelengkapnyaCadas Gantung Majalengka

Kegiatan Positif Menunggu Waktu Berbuka Puasa

Bulan Ramadhan, bulan suci umat Islam selalu di tunggu-tunggu kehadirannya. Bukan hanya sebagai bulan pengampunan, dan bulan yang penuh ibadah seperti Puasa, Shalat Tarawih, Tadarus dll tapi terdapat hal-hal menarik disisi lainnya. Salah satunya saat menunggu waktu berbuka atau Bahasa Snda dan Bahasa kerennya Ngabuburit. Kadang bagi anak muda jaman sekarang, ngabuburit disalah artikan dengan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat sehingga merusak arti Ngabuburit itu sendiri, karena Ngabuburit adalah kegiatan positif sambil menunggu berbuka puasa. Apa saja kegiatan yang bermanfaat saat Ngabuburit? Mungkin daftar dibawah ini bisa teman-teman coba.


Foto: rumahkubiru.blogspot.com


1. Tadarus dan Tilawah Al-Qur’an

Nah, kalau yang ini bisa dapat pahala, menunggu puasa sambil tadarusan atau mengaji bersama. Bisa diterapkan setelah ibadah shalat Ashar hingga persiapan berbuka puasa. Tadarus dan Tilawah, selain pikiran tenang, pahala juga bisa didapat.


2. Mendengarkan Tausiyah

Ini juga salah satu kegiatan yang bermanfaat. Mendengarkan Tausiyah dari para Kiyai, Ustadz atau Ulama. Bisa disaksikan di Masjid sekitar rumah, TV dan Radio. Sesuai selera silahkan pilih yang mana. Tausiyah membuat pengetahuan agama kita lebih banyak dan bermanfaat tentunya. Bisa diterapkan untuk kehidupan sehari-hari. Jadilah pendengar yang baik saat menyimak materi Tausiyah yang disampaikan para Kiyai, Ustadz atau Ulama.


3. Kegiatan Sosial

Kegiatan sosial ini bermacam-macam, ada bersih-bersih di lingkungan sekitar mulai dari lingkungan RT sampai kelurahan misalnya. Atau juga bisa menghimpun dana sumbangan untuk ikut serta memberi takjil saat berbuka. Selain dapat pahala, bersosialisasi dengan masyarakat sangat bermanfaat dan menambah wawasan tersendiri.


4. Memasak

Yang ini mungkin cocok bagi para remaja putri yang sedang membantu ibunya menyiapkan menu buka puasa. Yang jarang masak, bisa dijadikan tempat belajar memasak dengan ibu. Maklum kalau di awal masakannya tidak enak, nanti kelamaan juga akan terbiasa dan bisa jadi Chef dadakan di rumah. Ketimbang beli jajanan yang belum tentu sehat, masak sendiri lebih hemat dan nikmat. Silahkan dicoba menu barunya.


Nah demikian daftar ngabuburit yang saya bahas diatas. Ada yang menmbahkan? Silahkan share. Cause sharing is caring. Asalkan yang positif yah. Selamat menjalankan ibadah puasa.



























PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!
Baca SelengkapnyaKegiatan Positif Menunggu Waktu Berbuka Puasa

Hutan Kota Bungkirit Kuningan

Meluangkan waktu di hari libur dari padatnya aktivitas di Ibukota gak akan saya sia-siakan untuk pulang kampung ke Kota Udang Cirebon. Katanya sih di sekitar Kuningan ada taman baru di kawasan wisata CIgugur. Lihat foto-foto di Instagram dan searching di Google, ternyata namanya Hutan Kota Bungkirit. Hutan dengan konsep wisata sekaligus menyuguhkan pemandangan sawah warga di tengah-tengah pusat kota Kuningan. Wah keren juga yah…


Hutan Kota Bungkirit dengan berbagai jenis taman dan tumbuhannya.
Tempatnya gak jauh dari Objek Wisata Purbakala Cipari, Kolam Renang Cigugur dan Taman Kota Kuningan. Tepat di sekitar Jalan Sudirman, tempat ini mudah di jangkau. Sepanjang pintu masuk menuju ke tempat ini terdapat hamparan sawah. Sungguh konsep yang baik bagi pemerintah dan masyarakat Kuningan membuat hutan ini bertemakan wisata dengan pemandangan sawah bahkan tempat ini merupakan rumah bagi beberapa satwa burung seperti Burung Jogjog, Kutilang, Tekukur, Jalak dan aneka jenis tanaman lainnya. 



Sepanjang jalan di sekitar Hutan Kota Bungkirit
Tugas kita sebagai pengunjung untuk melindungi tempat tersebut dari tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab. 


Tempat duduk dan saung di Hutan Kota Bungkirit
Setibanya disana terus terang tidak ada yang istimewa dengan tempat ini. Sama seperti taman-taman pada umumnya yang terdapat berbagai tanaman cantik, tempat duduk untuk santai, taman bermain anak-anak, saung, dan sarana umum lainnya, tapi yang membedakan sekaligus menarik ialah jalanan yang setapak naik turun tangga menuju area hutan kecil dan pesawahannya. 


Hamparan sawah warga yang terletak di Hutan Kota Bungkirit
Banyak anak tangga untuk menuju kesana. Suara-suara serangga dan binatang kecil lainnya bersautan seperti sedang mengiri langkah saya berkeliling di taman ini. Terdapat juga jembatan berwarna hijau yang fotonya populer di media sosial. Orang bilang sih jembatan cinta. Hahaha.. 


Model Cantik yang sedang berpose di Hutan Kota Bungkirit












PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!



Baca SelengkapnyaHutan Kota Bungkirit Kuningan

Lembah Cilengkrang Kuningan

Libur lebaran kali ini bingung mau cari tempat refreshing. Selagi pulang kampung ke Cirebon yang panasnya sama seperti Jakarta, jadi pengennya cari tempat yang adem-adem. Perjalanan kurang lebih 1 jam dari rumah, akhirnya tiba di Lembah Cilengkrang, tepat dibawah kaki Gunung Ciremai. Letak geografisnya sekitar Pejambon, Kramatmulya. Perjalanan menuju kesana aksesnya mudah, karena di jalan utama Kuningan ada papan petunjuk arah. Ketika hampir sampai perasaan saya seperti tersesat padahal saya ikuti petunjuk jalan menuju tempat wisata ini. Jalanan semakin mengecil walaupun kendaraan roda empat juga bisa masuk. Kaget juga karena melewati perkampungan warga seperti sebuah gang di Jakarta. Dan akhirnya jalan berkelok-kelok semakin keatas, semakin sejuk udara dan semakin terlihat indahnya bukit-bukit sekitar kaki Gunung Ciremai yang sangat menakjubkan. Gunung Ciremai sudah didepan mata sangat jelas. 



Tempat wisata konservasi hutan hujan tropis ini masih minim promosi, padahal potensi Lembah Cilengkrang begitu besar, selain itu tempat wisata ini pantas juga disebut sebagai kawasan sentra buah-buahan tropis. Semoga kedepan makin banyak wisatawan tertarik mengunjungi tempat ini.

Perjalanan dari gerbang awal menuju air terjun penuh perjuangan. Cocok bagi teman-teman yang baru belajar naik gunung.


Pintu masuk Lembah Cilengkrang


Mungkin dari pintu masuk sampai ke air terjun jaraknya sekitar 3 km. Saya lupa harga tiket masuknya, kalau tidak salah sekitar Rp. 10.000/orang. Jangan lupa sediakan minuman selama perjalanan untuk mencegah dehidrasi. Perjalanan semakin menantang karena penuh dengan tanjakan, kelokan, dan batu-batuan terjal. Tapi jangan khawatir tersesat, sepanjang perjalanan banyak penunjuk arah. Jika sebelah kiri terlihat perbukitan dengan pohon-pohonnya yang besar, maka disebelah kanan terdapat jurang-jurang curam yang menjadi pemisah diantara pegunungan yang indah itu. Yang semakin semangat tentunya bisa puas menikmati pemandangan sekitar serta suasananya yang hijau dan sejuk. Banyak juga perkebunan warga seperti tanaman jambu, biji kopi, buah anggur, aneka sayuran dll. Seperti simfoni alam, sepanjang jalan pun ditemani suara tonggeret yang mengerik-ngerik. Banyak spot menarik untuk dijadikan foto atau hanya sekedar minum kopi di warung-warung yang tersedia selama perjalanan.

Setelah perjalanan melelahkan selesai, langsung disuguhi air terjun cantik kira-kira tingginya sekitar 15 meter. Bagi yang mau foto-foto, hati-hati karena harus melawati bebatuan yang besar. Bagi yang ingin hangat-hangat, bisa coba ke kolam air panas di sekitar air terjun. Suasananya masih asri jadi gak sia-sia bisa menikmati alam Cilengkrang.


Air Terjun Lembah Cilengkrang

Kekurangannya mungkin tempat sampah kurang memadai, karena masih banyak pengunjung yang buang sampah sembarangan. Saran saya, sediakan plastik untuk menaruh sampah sementara. Tak henti-hentinya saya mengajak teman-teman untuk selalu menjaga kebersihan dan jangan merusak apapun yang ada disana. 



Salah satu mata air di Lembah Cilengkrang



Jalanan menuju air terjun
Bukit-bukit cantik di Lembah Cilengkrang
Pepohonan dan simfoni alam di sekitar Lembah Cilengkrang
Bukit-bukit cantik di Lembah Cilengkrang

Bukit-bukit cantik di Lembah Cilengkrang













PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!

Baca SelengkapnyaLembah Cilengkrang Kuningan

Menikmati Suasana Tempo Doeloe di Kota Tua Jakarta

Foto: Wikipedia
Libur akhir pekan di Jakarta saya gunakan untuk bersantai dan mengunjungi Kota Tua, tempat wisata pasti sudah banyak yang tahu. Dikarenakan bangunan-bangunan unik dan kunonya serta peninggalan-peninggalan masa kolonial Eropa membuat tempat wisata ini memiliki nilai historis yang tinggi. Digadang-gadang akan didaftarkan UNESCO untuk salah satu cagar budaya yang harus dilindungi. Semoga saja langkah tersebut bisa terwujud guna lebih mengenalkan "Old Town" ke para wisatawan mancanegara. Tempat ini sangat strategis karena terletak di perbatasan antara Jakarta Utara dan Jakarta Barat, tak jauh dari Stasiun Jakarta Kota (Beos), Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pasar Glodok yang merupakan satu wilayahnya dan sentra ekonomi terbesar di tempat tersebut . 


Depan Museum di kawasan Kota Tua
Dulu lebih dikenal dengan sebutan Oud Batavia atau Batavia lama oleh para pendatang Eropa. Karena dianggap salah satu tempat menguntungkan di kawasan Asia Tenggara, maka pihak Belanda mencaplok kawasan ini sebagai kota dengan pusat pemerintahan dan perdagangan yang ramai, bahkan dijuluki sebagai “Permata Asia” atau “Ratu dari Timur” sebelum akhirnya ditaklukan Kerajaan Demak pada tahun 1526 dan dikenal dengan nama Jayakarta. Rasa decak kagum saya muncul ketika mengelilingi bangunan-bangunan khas Eropa yang sebagian terbengkalai ini. Namun masih banyak juga bangunan-bangunan yang terawat dan menjadi primadona bagi para pengunjung. 


Depan Museum di kawasan Kota Tua
Selain Stasiun, Pelabuhan dan Pasar tua yang saling melengkapi di tempat terebut, Kota Tua juga menawarkan bangunan--bangunan kuno khas Eropa yang saat ini masih digunakan untuk kegiatan ekonomi maupun wisata. Kita bisa mengunjungi tempat-tempat wisata di kawasan Kota Tua Jakarta seperti Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum Fatahillah, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Wayang, Museum Bahari, Gedung VOC, CafĂ© Batavia, dll. Untuk di lapangan Fatahillah kita bisa berfoto ria dengan background bangunan-bangunan tuanya yang memukau dan menjadi salah satu tempat favorit pengunjung untuk bersantai atau tempat bermain bagi anak-anak. Terpisah agak jauh, ada juga bekas bangunan kolonial Belanda seperti Gedung Arsip Nasional dan Jembatan Kota Intan. 


Suasana di Lapangan Fatahillah Kota Tua
Itulah trip singkat saya berwisata sejarah dan bersantai ria di kawasan Kota Tua Jakarta yang membuat pengetahuan semakin bertambah. Selain sarana edukatif, kita juga bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru mengenal awal mula sejarah Ibukota Jakarta pada saat masa penjajahan. 

PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!
Baca SelengkapnyaMenikmati Suasana Tempo Doeloe di Kota Tua Jakarta

Telaga Remis Kuningan

Setelah sebelumnya kemarin saya mengunjungi Telaga Cicerem yang terletak di desa Kaduela, Pasawahan, Kuningan, sekarang saatnya mengunjungi salah satu telaga yang tidak jauh dari telaga tersebut, yakini Telaga Remis. Telaga yang satu ini namanya lebih populer diantara telaga-telaga lainnya yang ada di Kuningan. Terus terang awal mengenal telaga ini bermula dari judul lagu Cirebonan dengan judul yang sama, Telaga Remis.

Akses jalan sangat mudah, dari Cirebon atau Kuningan tidak begitu jauh menuju lokasi ini. Banyak papan petunjuk, jadi jangan khawatir nyasar. Tapi tetap hati-hati bagi pengendara motor atau mobil, karena 2 KM menuju tempat wisata ini, kondisi jalan parah dan berlubang, harus sabar. Padahal ini adalah objek wisata, sangat disayangkan akses jalan menju kesana terabaikan.
Tempat ini begitu sejuk karena dikelilingi rindangnya pepohonan dan masih berada di sekitar kaki Gunung Ciremai.. Telaga yang airnya berwarna hijau dan paling luas dari telaga lainnya di Kuningan ini lebih banyak dikunjungi oleh keluarga dan anak-anak. Terdapat beberapa wahana seperti perahu motor, sepeda air dan lain-lain yang memanjakan pengunjungnya untuk berkeliling. Untuk fasilitas cukup lengkap dengan adanya Musholla dan MCK, tapi sayang jumlah MCK masih sedikit,  pengunjung harus antri menggunakannya. Untuk tempat sampah juga lumayan banyak, tapi tetap saja masih banyak pengunjung membuang sampah sembarangan. Tolong jangan ditiru!

Berikut foto-foto hasil jepretan saya di Telaga Remis.

















PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!
Baca SelengkapnyaTelaga Remis Kuningan

Telaga Biru Cicerem Kuningan

Buat kamu yang tinggal di sekitar Wilayah III Cirebon, dan masih bingung mau cari tempat bagus, bersih dan sejuk, jangan ragu datang aja ke desa Kaduela, Pasawahan, Kuningan, Jawa Barat. Akses jalan cukup mudah dan baik. Bisa dilewati kendaraan roda dua atau empat. Lebih jelasnya cari aja di Google Maps :)

Telaga ini berada sekitar kaki Gunung Ciremai, banyak ikan-ikan cantik dan sudah pasti airnya jernih. Selain itu terlihat pula saluran-saluran air untuk mangaliri rumah penduduk setempat. Jadi dengan adanya telaga ini otomatis bisa bermanfaat untuk warga sekitar.

Ketika sampai disana, silahkan foto-foto atau sekedar ngemil dan nongkrong sepuasnya. Banyak spot menarik untuk dijadikan objek foto. Tapi ingat, jaga kebersihan itu nomor satu! Jangan sampai setelah selesai foto-foto atau ngemil masih ada sampah berserakan. Buang sampah di tempatnya, kalaupun tidak tersedia silahkan simpan lagi di kantong plastik untuk dibuang ke tempat sampah yang tersedia. Jadilah traveler yang cerdas dan dewasa yah.. Biar alam atau tempat yang kita kunjungi tetap terjaga kebersihannya.

Ini dia foto-foto hasil jepretan kameraku di Telaga Biru Cicerem, Kuningan, Jawa Barat.










PERHATIAN:
Dilarang keras menyalin artikel ini tanpa seijin pemilik blog. Beri link aktif apa bila memposting ulang artikel ini. Hargailah karya para penulis. Lebih baik punya tulisan jelek dgn hasil karya sendiri dari pada tulisan bagus tapi hasil jiplak orang lain. STOP PIRACY!
Baca SelengkapnyaTelaga Biru Cicerem Kuningan

Popular Posts